Pasar Kembang atau Sarkem adalah salah satu tempat terkenal di Kota Jogja. Jangan lewatkan destinasi wisata yang menarik ini!
Pasar Kembang Harga Tiket Masuk : Gratis. Jam Buka : 24 Jam. Nomor Telepon : -. Alamat / Lokasi : Jl. Ps. Kembang, Sosromenduran, Gedong Tengen, Yogyakarta, DI Yogyakarta, Indonesia, 55271. |
Pasar Kembang atau Sarkem merupakan salah satu tempat ikonik di Kota Jogja yang terkenal dengan lokasinya yang strategis di tengah kota, dekat dengan Stasiun Yogyakarta. Meskipun begitu, stigma negatif dari masyarakat dan wisatawan membuat Sarkem kurang diminati sebagai destinasi wisata yang populer, hanya dikunjungi oleh sebagian orang yang sudah berpengalaman.
Baca: Alun-Alun Kidul Yogyakarta, Pesona Jogja Malam Hari
Namun sebenarnya, ada sisi lain Pasar Kembang yang belum banyak diketahui oleh orang lain, di luar dari stigma yang berkembang.
Harga Tiket Masuk Pasar Kembang Yogyakarta
Mengunjungi Pasar Kembang tidak dikenakan biaya apapun bagi pengunjung. Namun, terkadang saat melewati gang sempit di area tersebut, terdapat pungutan liar yang meminta pembayaran. Meskipun jumlahnya tidak besar, namun terkadang peminta retribusi bisa memaksa. Namun, tak perlu khawatir, hal ini hanya terjadi di malam hari saja.
Harga Tiket Masuk | |
Tiket masuk | Gratis / sukarela |
Jam Operasional
Pasar Kembang tidak memiliki jam operasional yang ketat, sehingga pengunjung dapat datang kapan saja ke tempat ini. Terlebih lagi, semakin malam, suasana di jalan ini semakin ramai dengan aktivitas yang berlangsung.
Jam Operasional | |
Setiap hari | 24 jam |
Sekilas Tentang Kawasan Pasar Kembang
Kawasan Pasar Kembang atau Jalan Pasar Kembang, yang dikenal dengan akronim Sarkem, dahulunya terkenal sebagai pusat penjualan bunga. Namun, lambat laun, ikonik tempat ini berubah, atau mungkin “kembang” yang dimaksud bukanlah bunga, melainkan hal lain.
Jalan Pasar Kembang sendiri merupakan sebuah gang kecil yang terletak di perkampungan penduduk. Banyak warga yang tinggal di kawasan ini dan hidup dengan damai. Terdapat pula penginapan yang berdiri di tengah perkampungan dengan keramahan penduduknya, dan tak sedikit yang meraih penghasilan dari kunjungan wisatawan.
Baca: Museum Benteng Vredeburg: Sejarah, Tiket Masuk & Lokasi
Namun, ikon Pasar Kembang mulai berubah ketika tempat ini dijadikan area prostitusi. Keberadaannya memang menuai pro dan kontra. Padahal, awalnya tempat ini hanya sebuah perkampungan kecil yang terletak di pusat kota Jogja.
Pasar Kembang Di Zaman Kolonial Belanda
Sarkem telah ada sejak zaman kolonial Belanda dan menjadi pusat prostitusi yang berkembang pada masa itu. Keberadaan Sarkem yang dekat dengan Stasiun Yogyakarta tidak bisa dipisahkan dari keberadaan rel kereta.
Dahulu, wilayah yang dikenal sebagai Balokan memiliki peran penting dalam proyek pembangunan rel kereta. Material pembangunan ditempatkan di area Balokan atau yang sekarang disebut Sarkem.
Rel kereta api yang dibangun ini menghubungkan kota Batavia, Bogor, Cianjur, Cilacap, hingga Surabaya. Proses pembangunannya terjadi sekitar tahun 1884, dan seiring dengan itu, fasilitas di Sarkem pun mulai berkembang.
Banyak pekerja yang didatangkan dari luar Jogja membuat para warga membuka penginapan untuk para pekerja. Hal ini kemudian diikuti dengan bermunculannya wanita penghibur untuk melayani para pekerja pembangunan ini.
Sejak saat itu, tradisi “jajan” di area Sarkem mulai muncul dan bertahan hingga saat ini. Julukan Pasar Kembang baru muncul pada tahun 1970-an, tidak lagi disebut sebagai daerah Balokan. Namun, seiring dengan berkembangnya prostitusi di wilayah tersebut, ikon Sarkem pun lebih dikenal sebagai pusat prostitusi daripada pasar bunga.
Meski begitu, sejarah pembangunan rel kereta dan keberadaan Sarkem sebagai pusat penginapan pekerja tetaplah menjadi bagian penting dari sejarah Jogja.
Event Tahunan Sarkem Fest Di Pasar Kembang
Pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk mengubah citra Sarkem sebagai pusat prostitusi menjadi tempat wisata. Salah satu buktinya adalah diadakannya Sarkem Fest yang pertama kali digelar pada tahun 2019. Event ini merupakan bagian dari rangkaian acara Jogja Heboh yang berlangsung dari 1 hingga 28 Februari 2019, namun Sarkem Fest sendiri hanya berlangsung selama satu hari.
Pada acara ini, pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan budaya, seperti atraksi pasukan bergada di Jalan Sarkem, pertunjukan barongsai, pementasan teater, serta arak-arakan penari dan pawai budaya. Selain itu, acara ini juga menampilkan pameran kuliner, fashion, belanja, budaya, olahraga, pariwisata, dan hotel.
Baca: Taman Pintar Yogyakarta: Tiket Masuk, Wahana & Lokasi
Harapannya, Sarkem Fest dapat diadakan setiap tahun dan membantu mengubah citra Sarkem menjadi tempat wisata yang ramah keluarga. Acara ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sarkem dan masyarakat Jogja pada umumnya, serta memulihkan sektor pariwisata budaya di Jogja.
Meskipun acara ini hanya berlangsung selama satu hari karena harus menutup akses jalan utama, diharapkan bahwa Sarkem Fest akan terus digelar di masa depan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pariwisata Jogja.
Ramai Di Akhir Pekan
Meskipun terdapat pro dan kontra mengenai Sarkem, kawasan ini masih menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh wisatawan, khususnya pada akhir pekan saat siang hari. Wisatawan dapat menikmati berkeliling menggunakan becak dan berjalan santai di sepanjang gang-gang sempit yang ada di Sarkem.Saat berada di dalam gang, wisatawan juga dapat berinteraksi dengan penduduk setempat. Dan ketika masuk ke kawasan ini, Sarkem hanyalah sebuah kampung kecil yang biasa.