Pura Luhur Uluwatu, simbol keindahan Bali. Pelajari sejarahnya, temukan daya tariknya, dan dapatkan harga tiket terbarunya!
Pura Luhur Uluwatu Harga Tiket Masuk : Rp20.000 – Rp30.000. Jam Buka : 07.00 – 19.00 WITA. Nomor Telepon : -. Alamat / Lokasi : Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali, Indonesia, 80361.
Pura Luhur Watu atau yang dikenal juga dengan sebutan Pura Uluwatu adalah salah satu destinasi wisata terkemuka di Bali yang memiliki daya tarik yang begitu memikat. Terletak di atas tebing setinggi 97 meter yang menjorok ke laut, pura ini menawarkan pemandangan laut yang indah, keheningan yang menenangkan pikiran, dan juga keajaiban dari pura kuno yang memukau.
Banyak wisatawan yang memasukkan Pura Luhur Uluwatu dalam daftar destinasi wisata mereka karena pengalaman yang luar biasa yang bisa didapatkan di sini. Dengan harga tiket yang terjangkau, wisatawan dapat menikmati pemandangan yang spektakuler dan merasakan keajaiban magis dari pura kuno yang memukau.
Tidak hanya menikmati pemandangan dan keajaiban pura, di Pura Luhur Uluwatu juga terdapat banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam dengan berjalan-jalan di sekitar area pura, menyaksikan matahari terbenam yang spektakuler, dan menikmati pertunjukan tradisional Bali yang menawan.
Paket wisata Pura Luhur Uluwatu menjadi magnet yang tak terbantahkan bagi para wisatawan, dengan pengalaman yang luar biasa dan harga yang terjangkau, menjadi destinasi wisata yang sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin merasakan keindahan alam dan keajaiban pura kuno di Bali.
Untuk dapat mengunjungi pura dan menikmati tari kecak, terdapat perbedaan harga tiket yang perlu diketahui. Apabila ingin mengunjungi pura saja, pengunjung dapat membeli tiket dengan harga yang terjangkau. Namun, jika pengunjung ingin menikmati pertunjukan tari kecak, maka dikenakan tiket tambahan.
Harga Tiket Masuk
Tiket Masuk Dewasa
Rp30.000
Tiket Anak
Rp20.000
Tiket Pertunjukan tari kecak Dewasa
Rp150.000
Tiket Pertunjukan tari kecak Anak
Rp75.000
Jam Operasional Pura Luhur Uluwatu
Pura Luhur Uluwatu buka setiap hari dengan jadwal waktu yang sama. Namun, pada saat hari raya Nyepi dan Pengerupukan tiba, pura ini akan ditutup. Hal ini dikarenakan pura digunakan untuk kegiatan ibadah umat Hindu dan para penari harus dapat berkonsentrasi dalam beribadah.
Di hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali merayakan tahun baru Saka dengan mengadakan upacara yang sangat khusyuk dan mematuhi aturan-aturan yang ketat, seperti berpuasa dan tidak melakukan aktivitas apapun. Hal ini menjadi perayaan penting bagi masyarakat Bali dan dianggap sebagai hari yang sakral.
Sementara itu, pada hari raya Pengerupukan, masyarakat Bali melakukan upacara untuk mengusir roh jahat dengan membakar ogoh-ogoh. Pura Luhur Uluwatu digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara dan ibadah, sehingga pengunjung tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam area pura.
Jadi, bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi Pura Luhur Uluwatu, perlu diketahui bahwa pada hari raya Nyepi dan Pengerupukan, pura ini tidak dapat dikunjungi. Namun, Anda masih dapat menikmati keindahan alam sekitar dan aktivitas wisata lainnya yang tersedia di Bali.
Jam Operasional
Pura
07.00 – 19.00 WITA
Sejarah Pura Luhur Uluwatu
Terdapat dua versi sejarah mengenai pendirian Pura Uluwatu. Menurut versi pertama, Pura Uluwatu didirikan oleh Mpu Kuturan pada masa pemerintahan Marakata. Lontar Usana Bali menyebutkan bahwa Mpu Kuturan, juga dikenal sebagai Mpu Rajakerta, adalah tokoh yang banyak membangun pura di Bali, termasuk Pura Uluwatu. Selain itu, Lontar “Padma Bhuwana” juga menyebutkan bahwa Mpu Kuturan mendirikan Pura Luhur Uluwatu sebagai Pura Padma Bhuwana pada abad ke-11.
Sedangkan versi kedua mengaitkan pembangunan Pura Uluwatu dengan sosok Dang Hyang Nirartha yang berasal dari Kerajaan Daha di Jawa Timur. Dang Hyang Nirartha datang ke Bali pada tahun 1546 Masehi pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Beliau dipercaya sebagai pendiri Pura Uluwatu yang terletak di Bukit Pecatu. Setelah melakukan perjalanan spiritual di seluruh Pulau Bali, Dang Hyang Nirartha kembali ke Pura Uluwatu dan melakukan ‘moksa’ meninggalkan dunia menuju surga.
Kedua versi sejarah ini memberikan nilai penting dan makna yang mendalam bagi masyarakat Bali. Pura Uluwatu dianggap sebagai tempat suci yang penuh dengan sejarah dan makna spiritual yang kuat. Hal ini terlihat dari upacara-upacara keagamaan yang rutin dilaksanakan di pura ini, seperti upacara piodalan dan upacara kecak. Wisatawan yang berkunjung ke Pura Uluwatu juga dapat merasakan aura suci yang terpancar dari pura ini serta mengetahui lebih dalam mengenai sejarah dan budaya Bali yang kaya.
Aktivitas & Daya Tarik Pura Luhur Uluwatu
Ketika berkunjung ke Pura Luhur Uluwatu, terdapat beberapa aktivitas dan daya tarik menarik yang dapat dinikmati oleh wisatawan, berikut beberapa diantaranya:
Menikmati Matahari Terbenam
Lokasi Pura Luhur Uluwatu yang menghadap ke barat menjadikan tempat ini sebagai tempat yang tepat untuk menikmati keindahan matahari terbenam dengan mudah. Setiap harinya, ribuan wisatawan datang ke sini untuk menikmati momen indah matahari terbenam dan mengabadikannya ke dalam kamera.
Sinar matahari yang berwarna kuning keemasan serta suasana yang magis menambah keindahan momen tersebut, sehingga para pencinta fotografi selalu ingin mengabadikan momen ini dalam karya-karyanya.
Lokasi Pertunjukan Tari Kecak
Daya tarik utama yang paling dinantikan oleh pengunjung adalah pertunjukan tari kecak yang diselenggarakan saat matahari mulai terbenam. Pertunjukan tari ini dilakukan di panggung terbuka dengan latar belakang Samudera Hindia yang mempesona.