Museum Tsunami Aceh menawarkan pengalaman 4 dimensi untuk mengenang tragedi tsunami 2004. Temukan harga tiket, hingga keunikannya.
Museum Tsunami Aceh Harga Tiket Masuk : Rp2.000 – Rp10.000. Jam Buka : 09.00 – 16.00. Nomor Telepon : +6265140774. Alamat / Lokasi: Jl. Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Indonesia, 23116. |
Museum Tsunami Aceh didirikan untuk mengenang tragedi dahsyat tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 yang lalu. Bencana alam ini tak hanya merebut banyak nyawa, tetapi juga membawa kesedihan mendalam bagi warga Aceh.
Tak hanya di Aceh, namun seluruh Indonesia, bahkan dunia ikut merasakan duka yang mendalam akibat bencana ini. Pendirian museum ini tidak bertujuan untuk mengulang kesedihan masa lalu, namun sebagai upaya untuk mengenang para korban dan jasa para penyelamat.
Dilihat dari segi fisik, Museum Tsunami Aceh terlihat sangat megah, bahkan seperti sebuah masjid yang indah. Bangunan ini memiliki dinding melingkar dan desain berlubang yang artistik.
Terdiri dari empat lantai, tiga lantai pertama terbuka untuk umum, sedangkan lantai teratas tidak. Museum ini didesain secara khusus oleh Ridwan Kamil, yang berhasil memenangkan sayembara desain tersebut.
Harga Tiket Masuk Museum Tsunami Aceh
Bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan Museum Tsunami Aceh yang megah ini, tidak perlu merogoh kocek yang dalam. Namun, harga tiket masuk dibedakan berdasarkan usia dan asal pengunjung.
Artinya, biaya tiket masuk ke museum ini tidak terlalu mahal, namun pengunjung dikenakan tarif yang berbeda-beda tergantung dari usia dan asal mereka.
Dengan begitu, museum ini tetap dapat diakses oleh semua kalangan tanpa terkecuali, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Diharapkan dengan adanya museum ini, para pengunjung dapat lebih memahami dan menghargai sejarah serta bencana yang pernah terjadi di Aceh.
Harga Tiket Masuk | |
Anak-anak, pelajar, mahasiswa | Rp2.000 |
Dewasa | Rp3.000 |
Wisatawan Mancanegara | Rp10.000 |
Jam Buka Museum Tsunami Aceh
Bagi para wisatawan yang ingin menikmati objek wisata yang satu ini, mereka dapat menjelajah museum dari pagi hingga sore hari. Dengan datang di pagi hari, para pengunjung memiliki waktu yang cukup untuk mengeksplorasi semua lantai museum sebelum sore tiba. Bahkan, pengunjung juga dapat menonton film 4D yang menampilkan kisah tentang tsunami di studio.
Dengan adanya waktu yang cukup untuk berkeliling, para pengunjung dapat menikmati setiap sudut dan detail dari museum ini. Mereka dapat mempelajari sejarah serta kejadian yang terjadi pada saat bencana alam terjadi.
Selain itu, dengan menonton film 4D, pengunjung dapat merasakan sensasi dan atmosfer yang sama ketika tsunami terjadi. Semua pengalaman ini akan membuat perjalanan ke Museum Tsunami Aceh semakin berkesan dan tak terlupakan.
Jam Operasional | |
Setiap hari | 09:00 – 16:00 WIB |
Menjelajah Museum Tsunami Aceh
Pada tanggal 23 Februari 2009, Museum Tsunami Aceh resmi diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Museum ini dirancang oleh Ridwan Kamil dan pembangunannya dimulai pada tahun 2007. Meskipun telah resmi dibuka pada tahun 2009, museum baru dibuka untuk umum pada tanggal 8 Mei 2011. Kehadiran museum ini pasti menarik perhatian dan membuat siapa pun tertarik untuk menjelajahinya.
Bangunan museum ini terlihat megah dengan arsitektur yang unik. Dindingnya berbentuk melingkar dengan lubang-lubang yang berpola artistik, mirip dengan masjid. Lubang-lubang pada dinding dapat menjadi sirkulasi udara di dalam museum. Selain artistik, bangunan ini juga sangat modern dan jauh dari kesan kuno bangunan museum.
Museum Tsunami Aceh memiliki empat lantai dengan fungsinya masing-masing. Lantai satu hingga tiga dapat dikunjungi oleh pengunjung, sementara lantai keempat hanya berfungsi sebagai ruang penyelamatan dan tidak terbuka untuk umum.
Dengan keunikan arsitekturnya dan fasilitas yang disediakan, Museum Tsunami Aceh menjadi salah satu destinasi wisata menarik. Pengunjung dapat mempelajari sejarah dan kejadian saat terjadinya bencana alam dahsyat ini serta mengenang para korban dan pahlawan yang telah membantu.
Lorong Pilu Di Lantai Satu
Lantai pertama Museum Tsunami Aceh penuh dengan memori pilu saat bencana tsunami terjadi pada 26 Desember 2004. Berbagai ruangan tersedia di lantai ini, seperti Lorong Tsunami (Space of Tear), Ruang Sumur Doa (Space of Sorrow), Ruang Kenangan (Space of Memory), Jembatan Harapan (Space of Hope), dan Lorong Cerobong (Space of Confuse). Di Ruang Sumur Doa, nama-nama korban tsunami terpampang di dinding sebagai penghormatan bagi mereka.
Saat memasuki lantai pertama, wisatawan akan melewati Lorong Tsunami dengan panjang 30 meter. Lantunan ayat suci Al-Qur’an, suara aliran air, dan tangisan terdengar sangat menyentuh.
Cahaya yang masuk ke lorong ini sangat minim, sehingga wisatawan akan merasakan kesedihan yang begitu mendalam. Setelah keluar dari lorong ini, wisatawan akan memasuki Ruang Kenangan.
Di dalam Ruang Kenangan, terdapat foto-foto digital korban dan lokasi terjadinya gempa dan tsunami. Setelah itu, wisatawan akan melanjutkan perjalanan melewati Lorong Cerobong menuju Jembatan Harapan.
Di Jembatan Harapan, terdapat 54 bendera negara yang ikut membantu saat bencana terjadi. Di setiap bendera tertulis kata “damai” dalam bahasa negara masing-masing, sebagai simbol perdamaian.