Keraton Yogyakarta: Sejarah, Harga Tiket Masuk & Area Wisata

admin

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta merupakan tempat wisata bersejarah yang menarik dengan tiket masuk terjangkau. Pelajari sejarahnya dan jelajahi area wisata yang luas!

Keraton Yogyakarta Hadiningrat Harga Tiket Masuk : Rp15.000. Jam Buka : 08.00-14.00 WIB. Nomor Telepon : -.
Alamat / Lokasi : Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kraton, Yogyakarta, DI Yogyakarta, Indonesia, 55132.

Sebagai ikon wisata bersejarah di Yogyakarta, Keraton Yogyakarta adalah istana kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan. Selain itu, kompleks keraton juga berfungsi sebagai museum dengan benda-benda koleksi milik kesultanan.

Baca: Pasar Beringharjo Jogja: Sejarah, Jam Buka & Lokasi

Keraton Yogyakarta melestarikan warisan budaya dan kegiatan upacara adat, serta benda-benda kuno lainnya yang memiliki nilai filosofi dan mitologi. Kehadirannya sebagai peninggalan sejarah dan ikon Kota Jogja memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Banyak hal menarik yang bisa ditemukan di Keraton Yogyakarta mulai dari kekayaan budaya hingga nilai-nilai sejarah, sehingga keraton menjadi salah satu tempat wisata Jogja yang selalu ramai dikunjungi. Sebelum berkunjung, mari simak terlebih dahulu apa saja hal menarik yang ada di Keraton Jogja.

Harga Tiket Masuk Keraton Yogyakarta

Anda tidak perlu khawatir akan biaya tiket masuk yang mahal ketika berkunjung ke objek wisata ini. Harga tiket masuk ke Keraton Yogyakarta sangat terjangkau, dan berlaku sama baik untuk kunjungan hari biasa maupun akhir pekan.

Dengan membayar beberapa ribu rupiah saja, Anda sudah bisa memasuki Keraton dan menikmati berbagai hal menarik di dalamnya. Berkeliling sejumlah area Keraton akan memberikan pengalaman wisata yang memuaskan tanpa harus merogoh kocek yang dalam.

Harga Tiket Masuk Keraton YogyakartaTarif
Tiket Masuk Wisatawan LokalRp8.000,00
Tiket Masuk Pameran Temporer Boja KramaRp20.000,00
Parkir MotorRp5.000,00
Parkir MobilRp10.000,00

Perubahan pada harga yang tertera di tabel dapat terjadi sewaktu-waktu sesuai kebijakan dari pengelola. Meskipun demikian, daftar tersebut dapat menjadi referensi perkiraan biaya bagi Anda yang berencana mengunjungi Keraton Yogyakarta.

Jam Buka Keraton Yogyakarta

Sejak dibukanya Keraton Yogyakarta untuk umum, banyak pengunjung yang memadati tempat ini. Tak hanya wisatawan lokal, namun juga dari mancanegara yang tertarik untuk mengenal setiap sudut dari Keraton Yogyakarta. Setiap hari, Keraton Yogyakarta buka dari pagi hingga siang.

Untuk hari Kamis hingga Sabtu, Keraton Yogyakarta buka mulai pukul 08.30 WIB hingga 13.30 WIB. Sedangkan untuk hari Jumat, buka mulai pukul 08.30 WIB hingga 11.00 WIB. Pada akhir pekan, yakni dari Jumat hingga Minggu, Keraton Yogyakarta buka hingga pukul 17.00 WIB.

Akan tetapi, pada hari Senin hingga Kamis, Keraton Yogyakarta tutup untuk umum guna menjaga kebersihan kawasan keraton. Disarankan untuk berkunjung saat musim kemarau agar perjalanan Anda tidak terganggu oleh hujan.

Jam Operasional
Selasa-Minggu08.00 – 14.00 WIB

Sejarah Keraton Yogyakarta

Sejarah Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta merupakan istana pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri merupakan pecahan dari Mataram Islam yang terbagi menjadi dua, dan salah satunya adalah Kasunanan Surakarta.

Secara keseluruhan, Keraton Yogyakarta memiliki luas lebih dari 184 hektar yang mencakup beberapa wilayah di sekitarnya. Namun, luas Kedhaton atau bangunan inti dari keraton hanya sekitar 13 hektar saja, termasuk rumah tempat tinggal sultan.

Baca: Titik Nol Kilometer Jogja: Sejarah, Daya Tarik & Lokasi

Menurut beberapa sumber, lokasi Keraton Yogyakarta berada di bekas Pesanggrahan Garjitawati yang dulunya menjadi milik Kerajaan Mataram. Pesanggrahan tersebut dahulu menjadi tempat peristirahatan arak-arakan kerajaan sebelum berangkat memakamkan raja ke Imogiri Bantul.

Saat ini, lokasi pesanggrahan tersebut menjadi tempat dari salah satu bangunan keraton yang sangat terkenal, yakni Taman Sari. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa lokasi keraton berada di dekat Umbul Pacethokan, sebuah sumber mata air di tengah hutan beringin.

Tempat tersebut dipilih setelah Sultan Hamengkubuwono I bersemedi di Pesanggrahan Ambar Ketawang, yang kini terletak di Kecamatan Gamping, Sleman. Terlepas dari asal usul lokasinya, Keraton Yogyakarta tetap menjadi tempat bersejarah yang diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.

Area Wisata Keraton Yogyakarta Sayang Dilewatkan

Sultan Hamengkubuwana I, pendiri dan kepala arsitek Kesultanan Ngayogyakarta, menciptakan Keraton Yogyakarta yang menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur istana Jawa. Prestasi arsitekturalnya diakui oleh ilmuwan Belanda, dan kompleks ini dilengkapi dengan lapangan dan paviliun yang luas serta tujuh balairung mewah.

Ketika mengunjungi Keraton Yogyakarta, yang pertama kali terlintas di benak kita adalah menjelajahi seluruh bagian istana. Bagi para wisatawan, mengunjungi situs bersejarah yang masih berfungsi seperti di masa lalu memberikan pengalaman yang tak terlupakan, meskipun sebagian besar bangunan beralih fungsi menjadi museum, fasilitas umum, dan permukiman.

Gapura Gladag-Pangurakan Gerbang Masuk Keraton Yogyakarta

Gapura Gladag-Pangurakan Keraton Yogyakarta

Gapura Gladag-Pangurakan adalah pintu masuk utama di sisi utara Keraton Yogyakarta dan merupakan bagian penting dari kawasan keraton. Awalnya, gerbang ini digunakan sebagai pusat pengamanan oleh para prajurit yang bertugas menjaga dan melindungi kawasan keraton dari kemungkinan penyusup.

Namun, sekarang hanya Gapura Pangurakan yang tersisa di jalan menuju alun-alun utara. Gapura ini memiliki bentuk seperti pagar dengan lubang untuk prajurit berjaga dan dihiasi dengan ornamen putih yang khas. Meskipun menjadi saksi bisu sejarah Keraton Yogyakarta, Gapura Pangurakan masih menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan momen di sana.

Kompleks Alun-Alun Utara

Kompleks Alun-Alun Utara

Jangan lewatkan Alun-alun Utara yang terletak di sisi selatan Gapura Gladag-Pangurakan saat berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Alun-alun ini menjadi salah satu tempat paling ikonik di keraton karena keberadaan Pohon Beringin kembar yang terlihat seperti sebuah gerbang di tengah lapangan rumput yang luas.

Sejak zaman dahulu, Alun-alun Utara sering dijadikan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan kerajaan yang melibatkan masyarakat sekitar. Selain itu, masyarakat pun dapat menikmati alun-alun ini sebagai tempat untuk berolahraga atau bersantai, seperti bermain sepak bola atau sekedar jogging. Jadi, jangan lewatkan untuk mengunjungi alun-alun ini saat Anda berada di Keraton Yogyakarta.

Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman, atau Masjid Agung Yogyakarta, terletak di barat Keraton Yogyakarta dan menjadi pusat penyebaran agama Islam di sekitar keraton, baik di masa lalu maupun sekarang. Arsitektur masjid ini unik dan tradisional, dengan bentuk tajug persegi dan atap tiga lapis. Di sekeliling masjid, terdapat dinding yang tinggi untuk pertahanan jika ada serangan dari musuh.

Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi tempat pembelajaran dan pengajian agama. Di sekitar masjid, terdapat banyak pedagang yang menjual berbagai oleh-oleh khas Jogja yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Selain itu, Masjid Gedhe Kauman juga menjadi lokasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi.

Bangsal Pagelaran

Setelah melewati proses pemeriksaan di pintu masuk keraton, Anda akan langsung melihat bangunan yang cukup luas bernama Bangsal Pagelaran. Area yang luas dan minim dinding membuat tempat ini sering digunakan untuk berbagai acara besar.

Baca: Museum Benteng Vredeburg: Sejarah, Tiket Masuk & Lokasi

Selain itu, di dalamnya banyak terpajang perlengkapan keraton seperti seragam prajurit, baju abdi ndalem, dan diorama tertentu. Bangunan Bangsal Pagelaran juga bisa dilihat dari luar pagar keraton Yogyakarta dengan lambang Keraton di atasnya.

Sebelumnya, kompleks ini merupakan bangunan utama yang dikenal dengan nama Tratag Rambat. Saat ini, bangunan tersebut difungsikan sebagai tempat menyelenggarakan berbagai acara pariwisata, religi, dan upacara adat keraton lainnya.

Kompleks Siti Hinggil Lor

Kompleks Siti Hinggil Lor

Kompleks Siti Hinggil Lor terletak di selatan Bangsal Pagelaran dan harus ditempuh melalui tangga karena lokasinya berada di atas. Kompleks ini terdiri dari beberapa bangunan, dengan Bangsal Sitihinggil dan Manguntur Tangkil berada di bagian tengahnya.

Selain berfungsi untuk upacara adat, kompleks Siti Hinggil Lor ini juga dilengkapi dengan museum yang menampilkan sejarah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Suasana tenang di tempat ini, ditambah dengan keberadaan pohon gayam yang rindang, membuatnya menjadi tempat yang nyaman untuk wisatawan bersantai.

Kompleks Sri Manganti

Jika Anda melintasi Regol Sri Manganti dari Kamandhungan Lor, Anda akan sampai di Plataran Bangsal Sri Manganti. Biasanya, tempat ini menjadi lokasi bagi pagelaran seni dan event pariwisata keraton, yang kadang bisa disaksikan secara online.

Komplek Sri Manganti bukan hanya sebagai panggung pentas, tetapi juga sebagai tempat penyimpanan pusaka serta alat musik gamelan milik keraton. Anda juga bisa menemukan beberapa bangunan penting di sana, seperti Bangsal Pecaosan, kantor keamanan keraton, Tepas Halpitapura, dan Tepas Dwarapura. Plataran yang luas membuat tempat ini sangat cocok untuk acara besar.

Kompleks Kamandungan L0r

Anda pasti familiar dengan Keben, area keraton yang memiliki pohon keben di halamannya. Bangunan utama di Keben adalah bangsal ponconiti yang kini digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara adat seperti garebeg dan sekaten.

Di sekitar bangsal ponconiti, terdapat beberapa bangunan pendukung seperti pendopo, bangsal pagelaran, dan bangunan untuk para abdi dalem. Selain itu, Keben juga memiliki beberapa kantor urusan keraton seperti Kantor Tepas Kekaisaran dan Kantor Tepas Patihan. Jangan lewatkan untuk mengunjungi Keben saat Anda berada di keraton Yogyakarta.

Kompleks Siti Hinggil Kidul (Sasana Hinggil)

Komplek Siti Hinggil Kidul, juga dikenal sebagai Sasana Hinggil Dwi Abad, merupakan gerbang selatan menuju komplek keraton yang terkenal. Di masa lalu, area ini digunakan sebagai tempat latihan para prajurit di Alun-alun Selatan, dan kini sering menjadi lokasi acara seperti pagelaran wayang kulit, pameran, dan sejenisnya.

Kompleks Kamagangan

Selain itu, ada juga Komplek Kemagangan yang dulu digunakan untuk melatih calon abdi ndalem keraton. Gerbang utama kompleks ini dihiasi dengan dua patung ular yang menjadi lambang tahun berdirinya keraton. Di dalamnya, terdapat beberapa bangunan seperti Bangsal Kemagangan, Panti Pareden, dan Bangsal Pacaosan.

Saat ini, Bangsal Kemagangan sering digunakan untuk pertunjukan wayang kulit dan sebagai tempat berkumpulnya para abdi ndalem. Sementara bangunan lainnya digunakan sebagai tempat persiapan untuk pelaksanaan upacara adat, seperti pembuatan gunungan atau penjagaan.

Kompleks Kedhaton

Kompleks Kedhaton

Dibandingkan dengan beberapa kawasan sebelumnya yang bisa dikunjungi oleh siapa saja, area Kedhaton ini memiliki akses yang terbatas hanya untuk orang-orang tertentu. Hal ini disebabkan oleh Komplek Kedhaton yang merupakan pusat dari keseluruhan keraton.

Kompleks ini terbagi menjadi tiga bagian yang cukup luas. Bagian pertama adalah pelataran kedhaton yang merupakan tempat tinggal sultan. Bagian kedua merupakan tempat tinggal para istri dan putri sultan, sementara bagian ketiga merupakan tempat tinggal para putra sultan. Namun, tidak semua bagian kompleks ini terbuka untuk umum, terutama bagian bangsal kencono hingga ke arah barat.

Kompleks Kamandhungan Kidul

Kompleks ini memiliki struktur utama bernama Bangsal Kamandhungan. Di sisi selatan, terdapat gerbang bernama Regol Kamandhungan yang merupakan pintu selatan dari kompleks Kamandhungan Kidul.

Bangsal Kamandhungan, sebagai bangunan tertua di Keraton Yogyakarta, berdiri megah di kompleks ini. Pada masa lalu, bangunan ini digunakan sebagai tempat tinggal Sultan Hamengkubuwono I ketika berperang melawan VOC dari Sukowati, yang sekarang merupakan kota Sragen.

Alun-Alun Kidul

Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Kompleks Alun-alun Kidul yang dulunya dijadikan sebagai tempat latihan para prajurit kini menjadi pusat hiburan rakyat. Keberadaan pohon beringin kembar yang ada di tengah lapangan menjadi daya tarik tersendiri karena dipercayai memiliki mitos tertentu.

Selain itu, pada malam hari kompleks ini dipenuhi oleh pengunjung yang menikmati hidangan di angkringan, suasana yang ramai dan meriah membuat kompleks ini menjadi tempat yang sangat populer di kalangan masyarakat Yogyakarta.

Plengkung Nirbaya (Plengkung Gadhing)

Plengkung Nirbaya

Kompleks ini merupakan ujung selatan dari poros utama area Keraton dan memiliki fungsi yang sangat penting dalam upacara pemakaman sultan. Gerbang ini digunakan sebagai rute keluar pada prosesi panjang menuju Imogiri. Namun, sehari-hari lokasi ini tidak dibuka untuk umum karena merupakan bagian dari kompleks Keraton yang terbatas aksesnya.

Jadwal Kegiatan Menarik Di Keraton Yogyakarta

Selain mengeksplorasi bangunan-bangunan di dalam kompleks istana, para pengunjung dapat menikmati beberapa pertunjukan di dalamnya. Pertunjukan-pertunjukan ini diselenggarakan secara rutin di tempat yang telah ditentukan dengan waktu dan hari yang tertentu. Terdapat juga pertunjukan upacara adat yang digelar untuk memperingati hari-hari penting.

Berikut adalah jadwal pertunjukan yang dapat dihadiri oleh para pengunjung:

  • Pertunjukan Gamelan pada hari Senin dan Selasa pukul 10.00-12.00 WIB
  • Pertunjukan Wayang Kulit pada hari Sabtu pukul 09.00-13.00 WIB
  • Pertunjukan Tarian pada hari Minggu dan Kamis pukul 19.00-12.00 WIB
  • Pembacaan Puisi pada hari Jumat pukul 10.00-11.30 WIB
  • Pertunjukan Wayang Golek pada hari Rabu pukul 09.00-12.00 WIB

Lokasi Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta terletak di Jalan Rotowijayan Blok No. 1, di daerah Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya yang strategis di pusat kota Yogyakarta memudahkan para wisatawan untuk mengunjungi istana kerajaan ini.

Bagikan: