Museum Benteng Vredeburg: Sejarah, Tiket Masuk & Lokasi

admin

Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg adalah museum sejarah di Yogyakarta yang menampilkan koleksi tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Buka setiap hari dengan harga tiket masuk terjangkau dan lokasi yang strategis serta mudah dijangkau.

Museum Benteng Vredeburg Jogja Harga Tiket Masuk : Rp2.000 – Rp10.000. Jam Buka : 08.00 – 16.00 WIB. Nomor Telepon : 0274586934. Alamat/ Lokasi: Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, DI Yogyakarta, Indonesia, 55122.

Kunjungan ke Jogja tidak hanya sebagai kesempatan liburan semata, tetapi juga menjadi peluang untuk menambah pengetahuan sejarah Indonesia. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi adalah Museum Benteng Vredeburg. Berdiri di atas tanah seluas 2100 meter persegi di utara Kraton Yogyakarta, museum ini memiliki sejarah panjang sebagai benteng pertahanan sejak tahun 1765.

Museum Benteng Vredeburg menjadi saksi bisu perjuangan rakyat melawan penjajah pada masa lalu. Meski begitu, sejak tahun 1985, bangunan ini telah diubah fungsinya menjadi museum yang memamerkan berbagai peninggalan sejarah, baik berupa realia maupun replika. Dengan mengunjungi museum ini, kita dapat menambah wawasan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan menghargai keberadaan warisan budaya yang telah ada. Dan yang lebih penting lagi, kita dapat memperkaya pengetahuan tentang masa lalu yang turut membentuk identitas bangsa kita saat ini.

Harga Tiket Masuk Museum Benteng Vredeburg

Tawaran harga tiket masuk Museum Benteng Vredeburg sangatlah terjangkau. Biaya yang harus dikeluarkan oleh pengunjung berkisar antara Rp2.000 hingga Rp10.000.

Harga Tiket Masuk Museum Benteng Vredeburg
Tiket Masuk AnakRp2.000
Tiket Masuk DewasaRp3.000
Tiket Masuk Turis AsingRp10.000

Jam Buka Museum Benteng Vredeburg

Pastikan Anda menghindari mengunjungi Museum pada hari Senin dan saat Idul Fitri/Adha karena tutup.

Jam Buka
Selasa – Minggu08:00 – 16:00 WIB

Sejarah Benteng Vredeburg Yogyakarta

Sejarah Benteng Vredeburg Yogyakarta

Kunjungan ke Jogja tidak hanya sebagai kesempatan liburan semata, tetapi juga menjadi peluang untuk menambah pengetahuan sejarah Indonesia. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi adalah Museum Benteng Vredeburg. Berdiri di atas tanah seluas 2100 meter persegi di utara Kraton Yogyakarta, museum ini memiliki sejarah panjang sebagai benteng pertahanan sejak tahun 1765.

Museum Benteng Vredeburg menjadi saksi bisu perjuangan rakyat melawan penjajah pada masa lalu. Meski begitu, sejak tahun 1985, bangunan ini telah diubah fungsinya menjadi museum yang memamerkan berbagai peninggalan sejarah, baik berupa realia maupun replika. Dengan mengunjungi museum ini, kita dapat menambah wawasan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan menghargai keberadaan warisan budaya yang telah ada. Dan yang lebih penting lagi, kita dapat memperkaya pengetahuan tentang masa lalu yang turut membentuk identitas bangsa kita saat ini.

Awal Pembangunan Benteng Vredeburg

Setelah mendapat izin untuk membangun benteng, Sultan Hamengkubuwono I segera memerintahkan pembangunan benteng yang sederhana namun kokoh. Benteng ini berbentuk bujur sangkar yang terbuat dari tanah liat dan dilengkapi dengan tambahan bastion atau seleka di setiap sudutnya.

Untuk menjaga kekokohan benteng, tiang-tiangnya menggunakan batang pohon aren atau kelapa dan atapnya dibuat dari daun-daunan atau ilalang. Sultan kemudian memberikan nama pada keempat bastion tersebut, yaitu Jaya Wisesa untuk bastion di Barat Laut, Jaya Purusa untuk bastion di Timur Laut, Jaya Prayitnya untuk bastion di Tenggara, dan Jaya Prakosaningprang untuk bastion di Barat Daya. Dengan bentuk dan konstruksi yang sederhana namun tangguh, Benteng Vredeburg berhasil menjadi benteng pertahanan yang dapat diandalkan pada masa itu.

Bentuk Pertama Benteng Vredeburg

Pada periode berikutnya sekitar tahun 1765, Gubernur Belanda W.H. Van Ossenberg menggantikan Nicolas Hartingh dan meminta pembangunan kembali Benteng Vredeburg. Sultan setuju dengan permintaan ini pada tahun 1767 dan memberikan pengawasan kepada seorang arsitek Belanda bernama Ir. Frans Haak.

Meskipun awalnya ditargetkan untuk selesai pada tahun yang sama, proses pembangunan benteng yang lambat menyebabkan selesainya baru pada tahun 1787. Bangunan benteng yang telah terbuat dari beton dan terlihat sangat kokoh ini kemudian diberi nama Benteng Rustenburg atau Benteng Peristirahatan.

Renovasi Bangunan Benteng Vredeburg

Pada tahun 1867, kota Yogyakarta mengalami gempa besar yang mengakibatkan banyak bangunan, termasuk Benteng Rustenburg, mengalami kerusakan yang parah. Sebagai upaya untuk memperbaiki benteng yang rusak tersebut, dilakukanlah renovasi yang memakan waktu yang cukup lama.

Setelah selesai direnovasi, Benteng Rustenburg pun berganti nama menjadi Benteng Vredeburg atau yang sering dikenal sebagai Benteng Perdamaian. Nama baru tersebut melambangkan hubungan yang damai antara pemerintah Belanda dan Kesultanan Yogyakarta.

Renovasi yang dilakukan pada Benteng Vredeburg ini menjadi ciri khas dari bangunan tersebut yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pelestarian sejarah dan nilai-nilai perdamaian dalam hubungan antarnegara. Semoga keberadaan Benteng Vredeburg terus menjadi saksi bisu perjuangan untuk perdamaian yang abadi.

Fungsi Benteng Vredeburg

Pada masa penjajahan Belanda, Benteng Vredeburg memiliki fungsi sebagai barak tentara dan tempat perlindungan bagi residen Belanda yang bertugas di Jogja. Selain itu, beberapa bagian dari benteng tersebut juga berfungsi sebagai gudang dan titik pertahanan untuk melawan serangan musuh serta memantau aktivitas keraton.

Namun, saat Jepang menduduki Indonesia, Benteng Vredeburg diubah menjadi penjara untuk para tahanan dan pemberontak. Museum ini juga digunakan sebagai gudang persenjataan sebelum dipindahkan ke berbagai pos tentara Jepang di sekitarnya.

Setelah Indonesia merdeka, Benteng Vredeburg menjadi markas pertahanan bagi tentara Indonesia selama Perang Agresi Militer Belanda. Dalam perang tersebut, benteng ini menjadi rebutan antara pemerintah Belanda dan tentara Indonesia.

Setelah suasana tenang, tempat wisata yang populer ini akhirnya dijadikan sebagai salah satu cagar budaya penting pada tahun 1981. Sejak itu, Benteng Vredeburg diubah menjadi sebuah museum yang dikelola oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan masih tetap beroperasi hingga sekarang.

Daya Tarik Di Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg yang bersejarah telah melakukan inovasi yang lebih baik dalam menarik minat pengunjung. Program-program menarik yang ditawarkan telah menjadikan museum ini sebagai tempat favorit bagi anak-anak dan remaja.

Saat ini, pengunjung dapat menggunakan aplikasi Artefak sebagai panduan selama berkunjung ke museum. Dengan menggunakan aplikasi ini, pengunjung dapat menjelajahi diorama ke diorama dan memindai koleksi dengan mudah.

Namun, penggunaan aplikasi ini hanya terbatas pada Diorama II dan Diorama III di dalam museum. Pengunjung hanya perlu memindai kode batang yang tertera pada koleksi untuk mendapatkan informasi yang relevan.

Koleksi Diorama Museum Benteng Vredeburg

Ketika adanya kunjungan di museum, pengunjung akan menemukan berbagai macam diorama yang menarik. Terdapat empat diorama yang dipamerkan, yaitu:

Diorama I

Diorama I

Diorama 1 menampilkan sebanyak 11 peristiwa yang terjadi selama peperangan Diponegoro hingga masa penjajahan Jepang di Jogja. Di ruangan yang sama, pengunjung dapat melihat sejarah lambang Keraton Jogja dari masa Sultan Hamengkubuwono I hingga saat ini.

Baca: Titik Nol Kilometer Jogja: Sejarah, Daya Tarik & Lokasi

Diorama II

Diorama II

Ketika Anda melanjutkan ke diorama 2, terdapat 19 miniatur yang menggambarkan berbagai peristiwa yang terjadi dari saat Proklamasi hingga Agresi Militer Belanda. Anda dapat dengan jelas melihat gambaran peperangan dan benda-benda warisan militer di bangunan diorama 2.

Diorama III

Diorama III

Pada area diorama 3, terdapat 18 gambaran mengenai kondisi Kota Jogja pasca Perjanjian Renville hingga pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Selain itu, tempat ini juga menawarkan koleksi benda-benda kuno milik warga setempat dan area khusus yang menyediakan permainan interaktif untuk pengunjung mencoba.

Diorama IV

Diorama IV

Pada diorama ke-4, terlihat gambaran ketika Indonesia meraih kemerdekaannya, terutama pada masa Orde Baru. Dengan adanya diorama ini, akan lebih mudah bagi Anda untuk mengingat dan membayangkan suasana saat peristiwa penting tersebut terjadi. Selain itu, diorama ini merupakan representasi visual yang jelas dan akurat tentang sejarah bangsa Indonesia yang patut dipelajari dan dihargai.

Film Dokumenter

Di dekat gerbang masuk Museum Benteng Vredeburg, terdapat sebuah bangunan kecil yang berfungsi sebagai ruang pameran dan audiovisual. Di sini, pengunjung dapat menonton film dokumenter tentang sejarah pembangunan Benteng Vredeburg dan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas menarik, seperti berfoto di tengah-tengah arsitektur Benteng Vredeburg yang masih terawat dengan baik. Hampir di setiap sudut benteng, tersedia berbagai foto menarik bernuansa kuno.

Tak jarang, para wisatawan sengaja datang ke tempat ini untuk sesi pemotretan khusus, seperti prewedding. Dengan mengunjungi tempat wisata Jogja yang bersejarah ini, pengunjung tidak hanya dapat belajar sejarah, tetapi juga menikmati rekreasi dengan pesona-pesona yang ada di dalamnya.

Jelajah Malam

Jelajah Malam Benteng Vredeburg

Untuk acara ini, pengunjung akan diberlakukan batasan. Namun, pendaftaran cukup mudah dilakukan melalui akun Instagram resmi Museum. Kegiatan ini merupakan konsep terkini untuk membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme, dengan sasaran utama adalah generasi muda, meskipun orang tua juga diperbolehkan bergabung.

Jelajah Malam Museum dirancang sebagai game berkelompok yang seru. Selama menjelajahi Gedung Kolonial di malam hari, pengunjung akan mempelajari sejarah bangsa Indonesia.

Layanan Publikasi

Layanan Publikasi Benteng Vredeburg

Museum telah menambahkan fasilitas baru yaitu Layanan Publikasi yang menyediakan alat musik sebagai media ekspresi seni bagi para sahabat museum. Untuk mengisi fasilitas ini, museum menggandeng beberapa siswa berbakat dari sekolah musik ternama di Yogyakarta.

Dalam Layanan Publikasi ini, pengunjung dapat menikmati pertunjukan seni musik yang merupakan bentuk inovasi dari pelayanan edukasi di museum. Hal ini akan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi para pengunjung museum.

Senam Sehat

Senam Sehat Museum Benteng Vredeburg

Setiap Jumat pagi, Museum Benteng Vredeburg Jogja mengadakan acara senam sehat yang diikuti oleh karyawan dan karyawati Museum. Kegiatan ini diadakan secara rutin dan terbuka untuk pengunjung yang ingin meredakan ketegangan otot. Dalam acara ini, pengunjung akan dipandu oleh instruktur senam yang terampil sehingga mereka dapat merasakan tubuh yang lebih sehat dan bugar.

Spot Foto Bergaya Klasik

Spot Foto Bergaya Klasik Benteng Vredeburg

Museum yang terletak di pusat wisata kota Yogyakarta memiliki posisi yang sangat strategis dan menarik banyak wisatawan. Gaya arsitektur bangunannya yang khas memberikan kesan seolah pengunjung dibawa kembali ke era kolonial Belanda.

Bentuk bangunan yang menyerupai benteng dengan dinding yang tebal dan parit mengelilingi serta bastion di keempat sudutnya, membuat banyak pengunjung terpukau dan bahkan rela menyiapkan dress-code klasik untuk mendapatkan kesan yang lebih autentik. Banyak pengunjung juga mengabadikan momen mereka dengan berfoto di museum ini.

Fasilitas Museum Benteng Vredeburg

Tak hanya itu, fasilitas yang tersedia di dalam museum juga sangat lengkap dan dirancang untuk menjamin kenyamanan pengunjung. Toilet selalu dibersihkan dengan baik, tersedia musala untuk keperluan ibadah, ruang audio visual untuk menikmati koleksi museum secara lebih interaktif, kantin yang menyediakan makanan dan minuman, hingga cafe yang menawarkan suasana santai dan nyaman untuk bersantai sejenak.

Alamat Museum Benteng Vredeburg

Terletak di pusat kota Yogyakarta, museum yang memiliki sejarah ini berada dekat dengan Keraton Yogyakarta. Alamatnya terletak di Jalan Margo Mulyo Nomor 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122.

Bagikan:

Open chat
Hello 👋
Ada yang bisa di bantu?