Jelajahi sejarah Monumen Jogja Kembali dan rencanakan kunjungan Anda disini dengan harga tiket masuk yang terjangkau.
Monumen Jogja Kembali Harga Tiket Masuk : Rp15.000. Jam Buka : 08.00 – 16.00. Nomor Telepon : 0274868225. Alamat/Lokasi: : Jl. Ringroad Utara, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, 55581.
Saat menelusuri Ring Road Utara di Yogyakarta, Anda akan menemukan sebuah struktur putih yang menjulang tinggi dari kejauhan. Bentuknya menyerupai tumpeng dengan ketinggian sekitar 32 meter.
Bangunan ini dikenal sebagai Monumen Jogja Kembali, yang merupakan penanda perjuangan merebut kembali Yogyakarta dari kekuasaan Belanda.
Sejarah mencatat bahwa Monjali dibangun untuk mengenang kemenangan tersebut. Menariknya, jika dilihat secara historis, Monjali memiliki kemiripan dengan Gedung Juang 45 di Jakarta.
Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk berlibur sambil belajar sejarah Indonesia. Anda bisa mengunjungi Monjali dengan harga tiket yang sangat terjangkau. Dengan demikian, tempat wisata ini menjadi pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin menikmati momen edukasi dan rekreasi secara bersamaan.
Jam Operasional
Selasa-Jumat
08.00 – 16.00 WIB
Sabtu-Minggu
08.00 – 16.00 WIB
Jam Buka Monjali
Monjali, objek wisata yang penuh sejarah ini, dapat dikunjungi setiap hari dengan jam operasional yang dimulai dari pagi hingga sore hari. Pengunjung bisa dengan leluasa menikmati keindahan dan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Dengan waktu operasional yang luas, pastinya pengunjung dapat mengeksplorasi dan menikmati pengalaman yang memuaskan di Monjali.
Jam Operasional
Selasa-Jumat
08.00 – 16.00 WIB
Sabtu-Minggu
08.00 – 16.00 WIB
Sejarah Monumen Jogja Kembali
Monumen Jogja Kembali didirikan pada tanggal 29 Juni 1985, dengan perayaan adat tradisional yang melibatkan penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII.
Gagasan untuk mendirikan monumen ini berasal dari Kolonel Soegiarto, Walikotamadya Yogyakarta pada tahun 1983. Nama “Yogya Kembali” dipilih untuk memperingati peristiwa sejarah penting, yaitu penarikan pasukan Belanda dari ibu kota RI, Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Hal ini menjadi awal dari kemerdekaan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda.
Pembangunan Monjali dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting, seperti lokasi yang menjadi titik pusat dan menghubungkan beberapa titik penting di Yogyakarta, seperti Kraton Jogja, Tugu Yogyakarta, Gunung Merapi, Parang Tritis, dan Panggung Krapyak.
Titik pusat ini disebut sebagai “Sumbu Besar Kehidupan” dan dapat ditemukan di lantai 3 bangunan Monjali. Dengan demikian, Monjali bukan hanya sebuah monumen bersejarah, tetapi juga menjadi pusat penting yang merepresentasikan kehidupan dan sejarah Yogyakarta.
Napak Tilas Perjuangan Rakyat Indonesia Merebut Jogja
Monjali menggambarkan perjuangan Indonesia dalam merebut kembali Jogja dari tangan Belanda. Lebih dari 1.000 koleksi diorama dipajang di sini, menceritakan serangan umum 1 Maret 1949.
Dari diorama ini, pengunjung dapat melihat bagaimana perjuangan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya.
Sambil menikmati berbagai diorama, pengunjung juga akan merasakan suasana masa lalu yang menggetarkan hati. Lagu-lagu kebangsaan akan diputar untuk memberikan pengalaman yang lebih autentik.
Di Monjali, berbagai benda bersejarah dipajang, termasuk pakaian, senjata, dan benda lainnya yang pernah dikenakan oleh para pejuang pada masa lalu. Bahkan, kereta kuda yang membawa Jenderal Soedirman turut dipamerkan di sini. Semua benda ini menjadi saksi bisu dari perjuangan para pejuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Mengagumi Keunikan Bangunan Monumen Jogja Kembali
Monjali, monumen bersejarah yang berdiri di atas lahan seluas 5,6 hektar, menunjukkan kegagahannya dengan desain bangunannya yang khas.
Terdapat empat pintu masuk sesuai arah mata angin, di mana pintu barat dan timur mengarah ke lantai satu, sedangkan pintu utara dan selatan mengarah ke lantai dua.
Meskipun didirikan pada tanggal 29 Juni 1985, jauh setelah Indonesia merdeka, Monjali tetap memiliki keunikan tersendiri. Bila dilihat dari udara, Monjali terletak sejajar dengan Keraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi.